3 Gunung Paling Menakjubkan untuk Didaki di Papua


Indonesia diberkati dengan banyak pulau. Ada lebih dari seratus pulau berbeda yang sebagian besar tidak berpenghuni, dengan beberapa pulau besar yang terlihat seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan pulau termudah di Indonesia, Papua.

Bagi yang belum tahu, pulau Papua dianggap sebagai pulau dengan kondisi yang sedikit berubah setelah sekian tahun. Di dalam hutan, kehidupan suku-suku tradisional masih tetap eksis, berpegang teguh pada cara hidup aslinya.

Oleh karena itu, dalam rangka menghormati budaya yang kental di Papua, beberapa event nasional terjadi, seperti Festival Lembah Baliem yang terkenal dan dinantikan di Papua. Ini adalah salah satu dari banyak festival Papua yang mengumpulkan suku-suku tradisional tersebut menjadi satu kegiatan sederhana. Sebuah festival yang dipenuhi dengan sorak-sorai, kebahagiaan, dan kedamaian.

Namun selain sebagai tempat yang menyimpan banyak sejarah budaya, Papua juga dianugerahi oleh banyak spot alam. Kebanyakan dari mereka masih dibiarkan dengan kondisi asli yang sama seperti sebelumnya, meski populer.

Beberapa contohnya adalah taman nasional indah di Papua yang menarik untuk dikunjungi, apalagi dengan keunikan satwa endemiknya yang langka.

1. Gunung Sumantri

Salah satu spot surgawi di Papua adalah Gunung Sumantri yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Sudirman. Nama gunung tersebut diambil dari nama guru besar Soemantri Brodjonegoro dari Institut Teknologi Bandung yang juga memiliki passion untuk hiking.

Letak gunung ini berada di ketinggian 4.870 mdpl, menjadikannya salah satu gunung tertinggi untuk didaki di Indonesia. Karena kondisinya yang sangat dingin, puncak gunung tersebut masih tertutup salju.

Karakteristik ekstrim Gunung Sumantri akan membutuhkan keterampilan pendakian tingkat lanjut dan peralatan yang sesuai untuk melewati salju. Ada beberapa jurang juga di sisinya yang menjadikannya gunung yang berbahaya juga.

2. Gunung Mandala

Gunung Mandala termasuk sebagai tiga gunung tertinggi di Indonesia. Terletak di 4.760 menjadikannya yang ketiga dari tiga. Dulu di zaman penjajahan Duct, mereka biasa menyebut gunung ini dengan Juliana Top atau Puncak Juliana. Namun para pendaki Indonesia justru lebih suka menyebutnya sebagai Gunung Mandala.

Pendirian gunung pertama terjadi pada kelompok penjelajah yang terdiri dari lima orang, Arthur Archer, Herman Verstappen, Piet ter Laag, Max Tissing, dan Jan de Wijn pada 9 September 1959 jauh setelah Indonesia merdeka.

Kini, orang bisa melakukan hal serupa dengan menjelajahi gunung yang juga terletak di perbatasan Papua dan Papua Nugini ini.

3. Gunung Jaya / Puncak Jaya / Gunung Carstensz Pyramid

Dan gunung tertinggi dari semuanya adalah 4.884 mdpl dan sebagai salah satu hal surgawi yang dapat dilakukan di Jayapura adalah Gunung Jaya atau Gunung Carstensz. Mungkin sebagian dari kamu orang Indonesia sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Puncak Jaya.

Tapi, nama Carstensz mungkin terdengar asing bagi mereka. Ini karena sejarah antara gunung dan seseorang bernama Jan Carstensz.

Carztensz adalah seorang kolonial Duc yang kebetulan melihat keberadaan pegunungan Jaya yang tertutup salju. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Carztensz mengirimkan berita tersebut kepada teman dan kolega di negaranya. Responnya kurang baik, dia ditertawakan karena menganggap ide gunung salju di pulau tropis yang panas itu benar-benar konyol. Ini terjadi pada 1623.

Sekitar lebih dari dua ratus tahun kemudian, seorang penjelajah Ducth, Hendrikus Albertus Lorentz, berhasil mendaki puncak Gunung Jaya pada tahun 1909, dan dengan cepat terkenal di dunia. Apa yang dilihat Carstenz memang benar, gunung salju di Papua. Setelah itu, gunung tersebut juga diberi julukan berdasarkan namanya sendiri.

Gunung Jaya juga diresmikan sebagai bagian dari Taman Nasional Lorentz oleh UNESCO pada tahun 1999 bersamaan dengan masuknya Warisan Dunia. Sampai hari ini, Gunung Jaya masih menjadi tujuan hidup banyak pendaki di seluruh dunia. Untuk mencapai puncaknya akan membutuhkan banyak hal untuk dikorbankan.

Itulah sebabnya, banyak orang ingin mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan tak tergantikan ini. Dan gunung tersebut masih menunggu siapa saja yang siap untuk mengklaimnya.